Selasa, 17 Maret 2015

Perbedaan Psikoterapi dan Konseling.



 Perbedaan Psikoterapi dengan konseling.


  •  Konseling

  1. Berpusat pandang masa kini dan masa yang akan datang melihat dunia klien.
  2. klien tidak dianggap sakit mental dan hubungan antara konselor dan klien itu sebagai teman yaitu mereka bersama-sama melakukan usaha untuk tujuan-tujuan tertentu, terutama bagi orang yang ditangani tersebut.
  3. konselor mempunyai nilai-nilai dan sebagainya, tetapi tidak akan memaksakannya kepada individu yang dibantunya konseling berpusat pada pengubahan tingkah laku, teknik-teknik yag dipakai lebih bersifat manusiawi.
  4. konselor bekerja dengan individu yang normal yang sedang mengalami masalah.

  • Psikoterapi

  1. Berpusat pandang pada masa yang lalu-melihat masa kini individu,
  2. klien dianggap sakit mental.
  3. klien dianggap sebagai orang sakit dan ahli psikoterapi (terapis) tidak akan pernah meminta orang yang ditolongnya itu untuk membantu merumuskan tujuan-tujuan,
  4. Terapis berusaha memaksakan nilai-nilai dan sebagainya itu kepada orang yang ditolongnya.
  5. Psikoterapis berpusat pada usaha pengobatan teknik-teknik yang dipakai adalah yang telah diresepkan,
  6. terapi bekerja dengan “dunia dalam” dari kehidupan individu yang sedang mengalami masalah berat, psikologi dalam memegang peranan.
Bentuk - Bentuk Utama Dari  Terapi
TERAPI SUPPORTIVE
Adalah suatu bentuk terapi alternatif yang mempunyai tujuan untuk menolong pasien beradaptasi dengan baik terhadap suatu masalah yang dihadapi dan untuk mendapatkan suatu kenyamanan hidup terhadap gangguan psikisnya. Terapi suportif menawarkan dukungan kepada pasien oleh seorang tokoh yang berkuasa selama periode penyakit, kekacauan atau dekompensasi sementara. Pendekatan ini juga memiliki tujuan untuk memulihkan dan memperkuat pertahanan pasien dan mengintegrasikan kapasitas yang telah terganggu. Cara ini memberikan suatu periode penerimaan dan ketergantungan bagi pasien yang membutuhkan bantuan untuk menghadapi rasa bersalah, malu dan kecemasan dan dalam menghadapi frustasi atau tekanan eksternal yang mungkin terlalu kuat untuk dihadapi. 

Tujuan : 
·         menaikkan fungsi psikologi dan sosial
·         menyokong harga dirinya dan keyakina dirinya sebanyak mungkin
·         menyadari realitas, keterbatasannya, agar dapat diterima
·         mencegah terjadinya relaps
·         bertujuan agar penyesuaian baik
·         mencegah ketergantungan pada dokter
·         memindahkan dukungan profesional kepada keluarga
Syarat pemberian terapi :
·         gangguan bersifat sedang
·         kepribadian premorbid pasien yang kuat disertai dengan adanya pemulihan diri yang kuat.

Terapi suportif menggunakan sejumlah metoda, baik sendiri-sendiri atau kombinasi, termasuk :
  • kepemimpinan yang kuat, hangat, dan ramah
  • pemuasan kebutuhan tergantungan
  • mendukung perkembangan kemandirian yang sah pada akhirnya
  • membantu mengembangkan sublimasi yang menyenangkan (sebagai contohnya, hobi)
  • istirahat dan penghiburan yang adekuat
  • menghilangkan ketegangan eksternal yang berlebihan.jika mungkin
  • perawatan di rumah sakit jika diindikasikan
  • medikasi untuk menghilangkan gejala
  • bimbingan dan nasehat dalam menghadapi masalah sekarang. Cara ini rnenggunakan teknik yang membantu pasien merasa aman, diterima, terlindungi, terdorong dan tidak merasa cemas.
TERAPI REEDUCATIVE
Untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya lebih banyak di alam sadar, dengan usaha berencana untuk menyesuaikan diri, memodifikasi tujuan dan membangkitkan serta mempergunakan potensi-potensi kreatif yang ada.

Cara-cara psikoterapi reduktif antara lain :
·         terapi hubungan antar manusia (relationship therapy)
·         terapi sikap (attitude therapy)
·         terapi wawancara (interview therapy)
·         analisa dan sinthesa yang distributif (terapi psikobiologik Adolfmeyer)
·         konseling terapetik
·         terapi case work
·         reconditioning
·         terapi kelompok yang reduktif
·         terapi somatic 2

TERAPI RECONSTRUNCTIVE
Terapi Rekonstruktif yakni menyelami alam tak sadar melalui teknik seperti asosiasi bebas, interpretasi mimpi, analisa daripada transfersi. Terapi ini untuk mencapai pengertian tentang konflik-konflik yang letaknya di alam tak sadar, dengan usaha untuk mendapatkan perubahan yang luar daripada struktur kepribadian dan pengluasan pertumbuhan kepribadian dengan pengembangan potensi penyesuaian diri yang baru. 

Tujuan Terapi Rekonstruktif

Perombakan radikal daripada corak kepribadian hingga tak hanya tercapai suatu penyesuaian diri yang lebih efisien, akan tetapi juga suatu maturasi daripada perkembangan emosional dengan dilahirkannya potensi adaptif baru.

Cara psikoterapi reconstructive :

·         Psikoanalisa Freud
·         Psikoanalisa non Freud
·         psikoterapi yang berorientasi kepada psikoanalisa

Referensi
1.      Mappiare, Andi. 1992. Pengantar Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT Raja Grafindo
2.      Semiun. Yustinus. 2006. Kesehatan Mental. Yogyakarta. Kanisius


Tidak ada komentar:

Posting Komentar