Senin, 27 April 2015

TERAPI PSIKOANALISA.



A.    Gambaran Psikoanalisa.
Psikoanalisa merupakan suatu sistem dalam psikologi yang berasal dari penemuan-penemuan Freud dan menjadi dasar dalam teori psikologi yang berhubungan dengan gangguan kepribadian dan perilaku neurotik. Psikoanalisa memandang kejiwaan manusia sebagai ekspresi dari adanya dorongan yang menimbulkan konflik. Tokoh utama dan pendiri psikoanalisa adalah Sigmund Freud. Sigmund Freud dilahirkan pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg, Moravia dan meninggal pada tanggal 23 september 1939 di London. Sebagai orang pertama yang mengemukakan konsep ketidaksadaran dalam kepribadian. Konsep-konsep psikoanalisa banyak memberikan pengaruh terhadap perkembangan konseling dan terapi.
Psikoanalisa sebagai teori dari psikoterapi berasal dari uraian Freud bahwa gejala neurotik pada seseorang timbul karena tertahannya ketegangan emosi yang ada, ketetgangan yang ada kaitannya dengan ingatan yang ditekan, ingatan mengenai hal-hal yang traumatik dari pengalaman seksual pada masa kecil.
Pada umumnya Freud mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa. Konsep Freud yang anti rasionalisme menekankan motivasi tidak sadar, konflik dan simbolisme sebagai konsep primer. Manusia pada hakekatnya bersifat biologis, dilahirkan dengan dorongan-dorongan instingtif dan perlakuan merupakan fungsimereka secara mendalam terhadap doronagn-dorongan itu. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinya dan orang lain. Energi psikis yang paling besar disebut libido yang bersumber dari dorongan seksual yang terarah pada pencapaian kesenangan. Selanjutnya Freud menyebutkan dua macam libido yaitu eros  sebagai dorongan untuk hidup dan thanatos sebagai dorongan untuk mati. Menurut Freud,  strukrut kepribadian terdiri tiga sistem yaitu id adalah aspek biologis yang merupakan sistem kepribadian yang asli. ego adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia kenyataan. Superego adalah aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat yang ada di dalam kepribadian individu.
Dinamika kepribadian menurut Freud bahwa menganggap organisme manusia sebagai suatu sistem energi yang kompleks. Kepribadian individu menurut Freud telah mulai terbentuk pada tahun-tahun pertama di masa kanak-kanak. Pada umur 5 tahun hampir seluruh struktur kepribadian telah terbentuk, pada tahun-tahun berikutnya hanya menghaluskan struktur dasar tersebut.
 B.    Proses Konseling
Tujuan konseling psikonalisa adalah untuk membantu kembali struktur karakter individu dengan membuat yang tidak sadar menjadi sadar pada diri klien. Proses konseling dipusatkan pada usaha menghayati kembali pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak, pengalaman masa lampau ditata, didiskusikan, dianalisa dan ditafsirkan dengan tujuan untuk merekontrusikan kepribadian. Konseling analitik menekankan dimensi afektif dalam membuat pemahaman ketidaksadaran. Pemahaman intelektual sangat penting tetapi yang lebih penting adalah mengasosiasikan antara perasaan dan ingatan dengan pemahaman diri.
Satu karakteristik konseling psikoanalisa adalah bahwa terapi atau analisis bersikap anonim (tidak dikenal) dan bertindak dengan sangat sedikit menunjukan perasaan dan pengalamannya, sehingga dengan demikian klien akan memantulkan perasaan pada konselor. Proyeksi klien merupakan bahan terapi yang ditafsirkan dan dianalisa.
Konselor terutama berkenaan dengan membantu klien dalam mencapai kesadaran diri, ketulusan hati dan hubungan pribadi yang lebih efektifdalam menghadapi kecemasan melalui cara-cara realitas. Pertama-tama konselor harus membuat suatu hubungan kerjasama dengan klien dan kemudian melakukan rangkaian kegiatan mendengarkan dan menafsirkan. Konselor memberikan perhatian kepada resistensi atau penolakan klien. Sementara klien berbicara, konselor mendengarkan dan memberikan penafsiran yang memadai. Fungsinya adalah mempercepat proses penyadaran hal-hal yang tersimpan dalam ketidaksadaran.
Salah satu fungsi sentaral konselor adalah mengajarkan klien mengenai makna proses ini sehingga klien dapat memperoleh gambaran terhadap masalahny, peningkatan kesadarannya terhadap cara-cara mengubah dan mendapatkan kontrol yang lebih rasioanal terhadap hidupnya. Klien harus ada kemauan untuk menyanggupi dirinya sendiri untuk melakukan proses terapi dalam jangka panjang. Setelah beberapa pertemuan tatap muka dengan konselor, klien kemudian melakukan kegiatan asosiasi bebas yakni klien mengatakan apa saja yang terlintas dalam pikirannya.
Selama terapi, klien maju melalui tahapan-tahapan tertentu yaitu: pengembangan suatu hunbungan dengan analisis, mengalami krisis penyembuhan, mendapatkan gambaran terhadap pengalaman masa lampau yang tidak disadari, pengembangan resistensi untuk lebih memahami diri sendiri, pengembangan hunbungan transparansi dengan konselor, bekerja dengan hal-hal yang resistensi dan tertutup dan mengakhiri terapi.
C.     Teknik Terapi psikoanalisa.
Ada 5 macam terapi dalam psikoanalisa yaitu:
  1. Asosiasi Bebas
Teknik pokok dalam terapi psikoanalisa adalah asosiasi bebas. Terapis memerintahkan klien untuk menjernihkan pikirannya dari pemikiran sehari-hari dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam kesadarannya. Yang pokok, adalah klien mengemukakan segala sesuatu melalui perasaan atau pikiran dengan melaporkan secepatnya tanpa sensor.
Asosiasi bebas adalah salah satu metode pengungkapan pengalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lalu. Hal ini dikenal sebagai katarisis. Katarisis secara sementara dapat mengurangi pengalaman klien yang menyakitkan akan tetapi tidak memegang peranan utama dalam proses penyembuhan. Sebagai suatu cara membantu klien memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendiri, terapis menafsirkan makna-makna yang menjadi kunci dari asosiasi bebas. Selama asosiasi bebas tugas terapis adalah untuk menidentifikasi hal-hal yang tertekan dan terkunci dan terkunci dalam ketidaksadaran.
Cara terapinya yaitu teknik dasar untuk melakukan psikoanalisa ini adalah dengan meminta klien berbaring di dipan khusus (couch) dan terapis duduk dibelakangnya jadi posisi klien menghadap ke arah lain, tidak bertatapan dengan terapis. Klien diminta mengemukakan apa yang muncul dalam pikirannya dengan bebas, tanpa merasa terhambat, tertahan dan tanpa harus memilih mana yang dianggap penting atau tidak penting. Terapis yang duduk di belakang dipan khusus pada dasarnya mendengarkan tanpa menilai atau memberi kritik dan memperlihatkan sikap ingin mengetahui lebih banyak tentang klien. Namun pada saat-saat tertentu, terapis memotong asosiasi bebas yang sedang dikemukakan oleh klien bilamana dianggap penting untuk memperjelas hubungan-hubungan antara asosiasi-asosiasi satu sama lain misalnya ada kaitanya dengan mimpi-mimpi yang dialam.
2. Interpretasi
 Interpretasi adalah prosedur dasar yang digunakan dalam anaisis   asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis resistensi dan analisis transparansi. Prosedurnya terdiri atas penetapan analisis, penjelasan, danbahkan mengajar klien tentang makna perilaku yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi dan hubungan teraupetik itu sendiri. Fungsi interperasi adalah membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hala-hal yang tersembunyi. Ada tiga hal yang harus di perhatikan dalam interpretasi sebagai teknik terapi. Pertama, interpretasi hendaknya disajikan pada saat gelaja yang diinterpretasikan berhubungan erat dengan hal-hal yang disadari klien. Kedua, interpretasi hendaknya selalu dimulai daripermukaan dan baru menuju ke hal-hal yang dalam yang dapat dialami. Oleh situasi emosional klien. Ketiga, memetapkan resistensi pertahanan sebelum menginterpretasikan emosi atau konflik.
3. Analisis Mimpi
Analisis mimpi merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membatu klien untuk memperoleh penjelasan kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan. Selama tidur pertahanan menjadi lemah dan perasaan-perasaan yang tertekan menjadi muncul ke permukaan. Freud melihat bahwa mimpi sebagai “royal to the uncouncious”, dimana dalam mimpi semua keinginan, kekbutuhan,dan ketakutan yang tidak disadari diekspresikan. Beberapa motivasi yang tidak diterima oleh orang lain dinyatakan dalam simbolik dari pada secara terbuka dan langsung.
4. Analisis dan Interpretasi Resistensi
Resistensi sebagai suatu konsep fundamental praktek-praktek psikoanalisa yang bekerja melawan kemajuan terapi dan mencegah klien untuk menampilkan hal-hal yang tidak disadari. Frued memandang resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan.resistensi bukan sesuatu yang harus diatasi karena hal itu merupakan gambaran pendekatan pertahanan klien dalam kehidupan sehari-hari. Resistensi harus diakui sebagai alat pertahanan menghadapi kecemasan.
5. Analisis dan Interpretasi dan Transperensi
Seperti halnya resistensi, transperensi (pemindahan) terletak dalam arti terapi psikoanalisa dalam proses terapeutik pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada analisis sebagai yang dilakukan kepada ibunya atau ayahnya. Kini, dalam hubungan dengan konselor klien mengalami kembali perasaan penolakan permusushan yang pernah dialamiterhadap orang tuanya.
Referensi :
·         Gunarsa, Singgih. D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta: PT.  BPK Gunung Mulia.
·         Surya, M. (2003). Teori-teori Konseling. Bandung: C.V. Pustaka  Bani Quraisy.
·         https://ririnyp.wordpress.com/2013/03/14/psikoterapi-terapi-psikoanalisa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar